Idul Adha 2025

     

    Momen idul adha kali ini, aku tidak hanya berdua dengan Nadia tapi jadi bertiga dengan Izzah. Kami ke masjid pukul 6.20, luar biasa bukan? Untuk ukuran para perempuan yang cukup ribet dengan jilbab, kaos kaki dan sedikit make up padahal, tadi malam kami masih sempat main monopoli dan berakhir dengan entah siapa yang menang karena kami tidak tahu pasti aturan main monopoli. Mengingat kami sudah sangat lama tidak memainkan permainan ini. idul adha kali ini juga merupakan lebaran yang berkesan pasalnya ustadz takdir atau yang biasa kupanggil kak takdir memintaku mengambil daging qurban, maasyaallah sekali bukan? Aku mendapat 2 kilo daging, jujur saja aku tidak tahu bagaimana cara mengolah daging apalagi di asrama kami tidak ada kulkas untuk menyimpan daging qurban. Syukurnya Nadia teman kamarku sangat ahli dalam hal memasak jadilah daging bisa kami nikmati dengan rasa yang maasyaallah.

Beberapa pekan sebelum idul adha, kami sudah berencana membuat kapurung karena kami sudah sangat yakin tidak akan mendapat daging qurban makanya ketika kami mendapat daging qurban 2 kilo kami jadi bingung sejenak. Karena proyek kapurung saja masih belum selesai, ini malah ada daging lagi. Alhasil, ketika aku pergi mengambil daging qurban, Nadia dan Izzah menyiapkan bahan kapurung jadi, ketika aku sudah ada di asrama barulah kami memasak kapurung bersama dan baru selesai pas maghrib, jadi kami makan malam dengan kapurung yang kemudian kami habiskan malam itu juga karena sudah tidak memungkinkan untuk disimpan sampai besok. Makan kapurung ternyata tidak membuat kenyang, terbukti dengan Izzah yang mengeluh lapar karena seharian tidak makan nasi. Kapurung buatan kami habis pas tengah malam ketika kami semua lapar lagi. Setelah menghabiskan kapurung kami lanjut mengolah daging karena kami tidak punya kulkas untuk menyimpan dagingnya. Setelah konsultasi dengan mama terkait bagaimana cara mengolah daging akhirnya aku dan Izzah memutuskan untuk menyiram daging qurban dengan air mendidih dan mendiamkannnya selama 30 menit sambil menunggu, kami bermain catur. Pertengahan kami bermain catur, 30 menit berlalu yang artinya kami harus mulai membersihkan dan memotong-motong dagingnya. Catur ditinggalkan dan kami lanjut membersihkan dan memotong-motong daging. Fyi, kami memotong-motong daging tepat tengah malam dan baru selesai sekitar pukul 1 malam selain itu kami memotong daging dengan pisau dapur yang kecil, syukurnya pisau kami masih baru sehingga masih tajam digunakan memotong daging, lemak dan otot sapi yang diqurbankan. Setelah selesai dipotong, lanjut dengan memasak daging dengan garam dan rempah-rempah milik Izzah, seingatku Izzah memasukkan jahe, kapulaga, dan bunga lawang sehingga bau dagingnya tidak terlalu menyengat. Proses ini yang cukup lama, aku tidak sanggup menunggu alhasil aku dan Nadia tidur lebih dulu sedangkan Izzah masih setia menjaga dan menunggu daging matang. Entah pukul berapa Izzah baru naik ke ranjang atas untuk tidur yang pasti hari ini kami semua terlambat bangun karena begadang mengolah daging qurban (sholat subuh tetap tepat waktu, tapi lanjut tidur setelahnya).

Aku bangun sekitar pukul 8.00 pagi, kemudian keluar belanja bahan untuk memasak daging bersama Nadia karena Izzah masih tidur setelah berjaga semalam menjaga daging. Setelah berdiskusi, kami sekamar memutuskan memasak soto dan daging oseng. aku hanya menemani Nadia belanja karena aku tidak paham dengan bumbu yang dibutuhkan soto dan daging oseng. pukul 10.00 kami kembali ke asrama dan mulai memasak karena Izzah juga baru bangun. Tanpa banyak bicara kami membagi tugas. Nadia yang meramu bumbu, aku yang bertugas menghaluskan bumbu dan Izzah yang bertugas menjaga serta mencuci peralatan masak. Aku yakin tidak mudah bagi Izzah untuk mencuci alat masak yang sangat berlemak karena daging itu, oh....melihatnya saja aku sudah yakin perlu beberapa kali membilas peralatan masak dengan sabun. Tapi syukurnya Izzah bukanlah orang yang suka mengeluh. Intinya, danke schon guys atas kerja sama kita dalam memasak kapurung dan daging qurban. Walaupun amatiran dalam membuat kapurung tapi kita berhasil dan kapurungnya bisa dipake makan malam begitupun dengan daging. Kita bisa makan mewah dengan daging di hari kedua idul adha sudah suatu kesyukuran dan daging qurbannya benar-benar kita olah dengan baik.

 

Komentar

Postingan Populer