UJIAN SEBELUM UJIAN

     

Ujian hidup.

BATAL!!!!ketika komsumsi sudah ditata di atas meja, power point sudah ditampilkan dengan proyektor yang alhamdulillah tumben bisa diajak kerja sama, aku sudah merasa siap ujian, ruangan sudah steril, jumlah audiens yang sudah hampir belasan orang. Dosen penguji yang sangat tepat waktu. Tapi dosen pembimbing yang seingatku mengatakan siap membuka sidang malah hilang dari radar, padahal semua teman jurusan mengatakan bahwa mereka melihat dosen tersebut baru saja lewat di depan mata mereka. Beberapa teman sudah kuminta tolong untuk mencari beliau, menyebar di seluruh sudut gedung fakultas mencari dosen pembimbingku yang tiba-tiba hari ini juga hilang bak makhluk halus yang tak berwujud. Entah sudah berapa kali ponselku menghubungi beliau, chat ku centang dua berwarna abu-abu. Tiba-tiba 2 teman baikku memberitahuku bahwa beliau sedang tidak bisa diganggu dengan alasan beliau sibuk untuk menginput nilai karena besok adalah hari terakhir penginputan nilai mahasiswa. Aku? Usah ditanyakan bagaimana keringat sudah bercucuran di pelipis melakukan tawaf di fakultas hari ini. niat hati sore ini aku pergi healing malah berdiam diri di depan gedung yang seharusnya menjadi latar foto bahagiaku memegang draft proposalku. Kalimat nyelekit sudah keluar dari lisan penguji 1 yang merupakan orang sibuk di jurusan PBA S1 dan pascasarjana dengan prodi yang sama. Aku tidak kesal dengan kalimat beliau, aku paham bahwa beliau punya jadwal yang padat. Wajar beliau kesal, aku juga kesal jika rencana yang sudah kususun malah batal karena ketidakonsistenan seseorang. Tapi kembali lagi bahwa kita berencana tapi Allah yang menentukan. Aku sedih karena mengurus administrasi peminjaman ruangan bukan hal yang mudah bagi orang yang tidak memiliki teman sepertiku. Berbeda dengan mereka yang apa-apa punya teman. Aku bingung, aku sendiri, aku harus bagaimana? Mengapa aku melihat orang-orang begitu mudah melewatinya. Sementara aku? Apakah aku begitu payah hingga seperti ini saja aku tidak bisa?.

penguji 1 ku pergi meninggalkan ruang ujian sambil berkata “jadwalkan ujian ulang saja!”

rasanya, baru tadi subuh setelah tahajjud aku minta ke Allah, satu-satunya tempatku mengadukan banyak hal agar aku diberikan kelapangan hati. Aku minta agar sabarku diluaskan lagi. Qodarullah, Allah langsung mengujiku siang ini. aku tidak tahu apa hikmah dibalik ini semua, tapi aku harap aku tidak pernah kehilangan harapan dan prasangka baikku kepada Allah. Aku percaya bahwa Allah sayang padaku melalui ujian ini, Allah ingin aku naik satu tingkatan makanya aku diuji seperti ini. hanya saja, aku ingin segera diperlihatkan apa maksud Allah menunda ujianku hari ini. apakah karena menurut Allah aku belum cukup menguasai materiku makanya ujianku dibatalkan?. Wallahi, aku penasaran apa maksud Allah menunda ujiaku hari ini. saat ini, aku kebingungan. Aku tidak tahu apa langkah yang harus kutempuh setelah ini. mengurus ruang ujian tidak semudah reservasi rumah makan. Belum lagi harus menyamakan jadwal para dosen penguji dan pembimbing.

hari ini, aku batal ujian seminar proposal skripsi. Tapi aku diberi ujian hidup yang rasanya tidak bisa kujelaskan. Inikah yang namanya ujian sebelum ujian?. hahaha....ada-ada aja.

sekarang, aku hanya bisa meluapkan segala kekesalanku melalui tulisan ini. aku merasa sendiri. Aku curiga Allah mempersiapkan aku untuk sesuatu yang besar di kemudian hari, aamiin.

 

Komentar

Postingan Populer