Perihal Nasab

    

    Nasab dalam konteks islam bermakna pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah melalui pernikahan yang SAH sehingga menimbulkan hak dan kewajiban antara satu sama lain. Dari dulu aku memang sangat penasaran dengan nasabku sebagai seorang anak pertama dan cucu pertama dari pihak bapak dan mama. Dari pihak mama, alhamdulillah aku kenal baik sampai 3 generasi ke atas baik dari nenek maupun lato’ (kakek). Sedangkan dari pihak bapak, aku minim informasi, karena aku tidak tahu harus bertanya ke siapa. Dan keluarga dari bapak juga jarang membahas silsilah keluarga. Namun, bagaimana pun aku harus tahu nasabku dari pihak bapak karena seorang anak perempuan ikut nasab dari bapak.

Siang hari ini aku bertanya kepada bapak terkait siapa nama kakek dari kakeknya, bapak menjawab tidak tahu.

Aku : bapak, siapa nama lato’nya lato’ (kakek bapaknya bapak)?

Mama : au...ndak tau sudah bapakmu tu nak

Bapak : bapak ndak tau sudah

Mama : de ga naissengngi mama lela deng? (mama lela tau tidak bang? – bertanya ke bapak)

Bapak : deissengngi ro na rapi’ mua gah (ndak tau juga, mak lela pernah ketemu atau tidak- tampak berfikir) eh...baa naissengngi ro (kayaknya tau)

Mama : kenapa juga kau tanyakan lagi itu nak?

Aku : ya...aku harus tau ma, karena diantara para sepupu Cuma aku yang akan dapat nasab dari pihak bapak. Karena bapak anak satu satunya lelaki jadi Cuma anak dari bapak saja yang bisa lanjutkan nasab dari bapak.

Mama : mappekkero gah pale’ deng? (begitukah bang?- bertanya ke bapak)

Bapak : sippada cina e

Aku : batak juga, makanya mereka sangat senang kalo punya anak lelaki.

Aku menanyakan hal ini bukan sekadar bertanya melainkan juga karena rasa penasaranku terhadap keluarga dan diriku sendiri. Aku berharap dengan menyanyakan hal ini aku bisa sedikit mengetahui siapa diriku. Secara aku lahir di pulau Sebatik yang merupakan pulau perbatasan, dan dinyatakan sebagai keturunan bugis wajo karena kakek nenek dari pihak bapak berasal dari sana. Intinya saat ini tugasku adalah aku harus mengetahui siapa nama dari lato’ nya lato’ karena jika berharap dengan para tetua, tentu saja mereka tidak akan mengungkap dan aku yakin mereka sudah tidak ingat bahkan aku sangsi mereka mengetahui nama lato’ uttu (kakek buyut). Adapun adik-adik sepupu sepertinya sudah tidak ada yang berminat mencari tahu hal ini.

Adapun saat ini, aku mengetahui namaku jika disematkan nama bapak, lato’ dan lato’ buyut adalah Uswatun Nisa’ binti Bustang bin Sahlan bin Abu. Nah, aku hanya mengetahui sampai lato’ abu dan aku masih penasaran siapa bapak dari lato’ Abu. Agak aneh memang tapi ya.... inilah aku yang sangat senang memikirkan hal-hal yang kadang membuang waktu bagi orang kebanyakan, hehe.  

Komentar

Postingan Populer