Hari yang Cukup Rumit
Alhamdulillah,
2 hari lalu (16/12/2024) aku bertemu arin setelah 5 tahun gak ketemu. Bahagia?
Usah ditanya, bagaimanapun aku sangat Bahagia akhirnya bisa melepas rindu dengan
kawan sekamarku ini. kawan yang kujuluki sebagai kitab Fathul Mu’in dan kamus
Al-Munawwirnya Pendidikan Diniyah Formal Ulyah As’adiyah Putri Angkatan 03.
Namanya Tiara Alim Rinawa putri sulung dari ayah (panggilan kami sekamar kepada
ayahnya arin). Meski kami
bertemu kurang dari 2 jam tapi pertemuan kami benar-benar berkualitas termasuk
obrolan kami yang alhamdulillah berbobot. Kami banyak bercengkerama tentang
jurusan kami yang juga masih berada diruang lingkup yang sama yakni bahasa
arab. Kami juga membahas bagaimana arin setelah
lulus s1, kami membahas bagaimana oli’ (kawan sekamar kami) yang menemukan hambatan ketika
magang di pesantren serta kami membahas tentang peluang PNS sekarang. Ya
walaupun kami sempat akkward diawal namun, chemistry kami masih terjalin dengan
baik. aku meminta arin untuk tidak memposting foto kita bertiga karena aku
khawatir afiah yang saat ini mengabdi di kota Sengkang akan merasa sedih tidak
bisa bergabung bersama kami di makassar dan arin menyetujui saranku. Aku Cuma
mau bilang, thanks ren (panggilan khususku kepada arin) sudah menyempatkan
bertemu dengan kami, dan terimakasih karena masih selalu ingat dengan kami.
Setelah bertemu arin, aku dan Oli’ menuju
Gramedia. Tempat favorit kami berdua, ya….mungkin bisa dibilang ini adalah kali
terakhirku dengan oli’ menikmati quality time kami sebelum oli’ berganti status. Sedih? Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan hal ini, belum
lagi oli’ yang sangat antusias dan mengundangku ke acara akadnya nanti bahkan
ikut maunya aku harus ada di acara mappenre’ dui’ nya tapi apa mau dikata aku
tidak bisa hadir di acara meppenre dui’ karena aku harus segera menyelesaikan
tugas akhir ku sebagai mahasiswa. Pada akhirnya, aku benar-benar akan melihat
salah satu kawanku yang sudah kuanggap seperti saudariku menikah, dan yang
kusyukuri adalah calon suami kawanku adalah orang yang cukup kukenal baik,
selama masa pengamatanku lelaki ini adalah orang yang bertanggung jawab, bisa
dipegang perkataannya, sopan dan sebagai kawan, aku cukup tenang. Puas berkeliling
di Gramedia, aku dan Oli’ memutuskan untuk pulang karena sore itu juga Oli’
harus pergi melihat cincin nikah (lagi-lagi aku hanya bisa menghembuskan napas
kasar, ah…..ini tidak menyenangkan). Setelah sampai di lantai 1 Mall Panakukang,
kami keluar yang ternyata di luar sedang hujan deras, kami segera berteduh dan
menunggu bus. Dan disinilah awal mulanya kami naik bus yang salah.
Yap, aku dan oli’ salah bus (gara-gara aku
tidak memperhatikan tulisan rute bus dan juga karena aku dan oli’ buru-buru
naik ke bus sebab hujan). Waktu oli’ memberitahuku bahwa bus yang kami tumpangi
tidak mengarah ke samata’ aku segera menghubungi Izzah, karena menurutku Izzah
adalah orang yang paling paham soal rute bus arah daerah tamalanrea (beberapa kali Izzah bercerita tentang dirinya yang bolak-balik tamalanrea-samata). Entahlah, aku merasa menjadi beban bagi
Izzah pasalnya kalo kuingat-ingat sudah berapa kali aku merepotkannya. Waktu
aku diserang tawon, aku bingung menghubungi siapa jadilah aku meminta tolong
agar teman-teman asrama rusunawa (tetangga asrama PIBA) untuk menghubungi kawan
sekamarku. Karena waktu itu kawan sekamarku yang satunya lagi sedang pulang
kampung, jadilah aku meminta agar teman-teman rusunawa menghubungi ketua HMJ
PBI (aku malas bicara dan menjelaskan karena seluruh badanku sakit dan mulai
bengkak) setidaknya jika aku mengatakan ketua HMJ PBI mereka akan langsung
mencari tahu dan aku yakin hal itu takkan lama. Kedua adalah ketika aku
berhadapan dengan ular hitam di parkiran asrama, aku juga menghubungi Izzah
padahal waktu itu Izzah sepertinya sedang sibuk dengan kegiatan jurusannya. Kali
ini, aku tersesat sampai ke tamalanrea kampus UNHAS karena salah rute bus. Pernah
juga sewaktu kami dikapal perjalanan ke Labuan Bajo aku merepotkannya karena
ponselku susah dihubungi mama, jadilah mama menelpon Izzah menanyakan keadaanku
yang waktu itu aku juga sedang tidak baik-baik saja. Entah besok aku akan
merepotkan Izzah karena apa lagi? Kuharap Izzah tidak marah ataupun kesal
denganku yang seringkali merepotkannya. Tak perlu waktu lama, Izzah pun
berhasil melacak keberadaanku. Izzah juga mengintruksikan aku agar turun di
halte dalam kampus Unhas dan naik bus yang tulisannya Unhas Tamalanrea-Unhas
Gowa. Alih-alih panik, aku malah menikmati hari ini. walaupun cuaca jauh dari
kata bersahabat dikarenakan hujan deras dan banjir dibeberapa titik kota
makassar & Gowa (sepertinya dua daerah ini akan menjadi Jakarta kedua
wkwkwkw). Aku mencoba menikmati quality time ku dengan Oli’. Bagaimana pun, aku
harus terlihat Bahagia bukan? Karena dalam hitungan pekan, ia akan berubah
status. Sesampainya aku di Asrama, aku hanya bisa tepar, capek, kedinginan dan
lapar. Beberapa menit setelah aku sampai di asrama, aku mendapat notifikasi
chat dari Izzah “udah balik?” ah…..ibu ketua satu ini, masih sempat menanyakan
diriku. Aku curiga Izzah mengira aku sendirian naik bus yang salah padahal aku
bersama dengan Oli’. Sudahlah! Kalo sampai mamaku tau hal ini, mungkin izinku
naik bus sendirian keluar daerah Gowa akan dipersulit.
(kalo aku posting tulisan ini berarti Oli' sudah jadi istri orang)
Komentar
Posting Komentar