Kartini masa kini
Namanya Riskayani Amram. Salah satu orang berpengaruh yang kutemui tahun ini, sebenarnya sudah lama aku ingin menulis tentangnya tapi baru kesampaian sekarang disebabkan banyaknya kegiatan lain. Bahkan seharusnya aku menulis dan up tulisan ini bersamaan dengan tulisan “Srikandi Dari Timur” yang tempo hari hanya saja lagi-lagi, beberapa pekan kemarin adalah pekan yang bahkan untuk me time saja aku tidak punya (lebay kali kau Uswah, bacanya pake logat medan). Riska adalah seorang teman yang benar-benar mengajarkan aku bahwa kita bisa loh bersinar tanpa meredupkan Cahaya orang lain. Seorang teman yang benar-benar memotivasi ku untuk menjadi diriku dan mengembangkan potensi dalam diriku. Riska akan mensupport orang-orang di sekelilingnya untuk maju. Salah satu perempuan langka. Alih-alih merasa tersaingi, yang kupelajari dari temanku ini adalah semua orang punya cahayanya, warnanya, dan jalannya. Untuk itu kita tidak perlu merasa tertinggal karena kita tidak sedang berkompetisi dengan orang-orang. Maka dari aku menyebutnya Kartini masa kini yang menginspirasi banyak orang melalui akun sosial medianya.
Selain itu, Riska juga teman yang memperkenalkan aku dunia Perempuan yang sebenarnya. Jika ditanya bagaimana awalnya kami bisa akrab, aku benar-benar lupa. Namun, yang paling aku syukuri adalah bertemu dengannya disaat aku punya banyak pertanyaan dan aku bingung menanyakannya pada siapa. Pada tulisanku sebelumnya, aku sudah mengatakan bahwa yang mengarahkan aku menulis di blog adalah dirinya bukan? Yap, jadi selain ibu ketua yakni Izzah yang memotivasiku untuk terus menulis, Riska juga benar-benar mendukungku dalam menulis. Bahkan mereka berdua bukan hanya mendorongku menulis di blog, namun juga di feed Instagram yang dimana aku sangat jarang memposting tulisan. Alasannya? Aku tidak percaya diri untuk memposting tulisanku. Namun, bersama Riska dan ibu ketua entah sebesar apa energi mereka memotivasiku sehingga rasanya energi itu juga tersebar kepadaku.
Riska yang belakangan baru kutahu ternyata
merupakan seorang influencer dengan followers sekian dan jumlah subscriber sekian.
Luar biasa sekali Perempuan muda ini. ok, katakan aku too much but diawal-awal
kenal Riska aku kayak “ini serius aku temenan sama seorang influencer? Asli demi
apa?” ya….norak dan katro’ sih tapi ini nyata.
Setelah akrab dengan Riska, aku beberapa kali berfikir seperti kok kami baru ketemu ya? Padahal kami kan satu fakultas. Dan ya…lagi-lagi hatiku nyeletuk ya…mungkin karena saat ini baru tepat untuk kami dipertemukan untuk menjadi teman yang selalu support satu sama lain. Bersama Riska aku benar-benar belajar tentang banyak hal yang tidak bisa kutuliskan satu per satu di blog ini, dan lebih banyak kuabadikan dalam diary ku.
Dan ya….seperti yang kukatakan tadi, Riska
memperkenalkan aku dengan dunia Perempuan yang benar-benar baru bagiku. Pekan lalu,
aku mengatakan pada Riska aku ingin coba beli lipstick. Tanpa babibu riska
langsung mengajakku ke salah satu toko skincare dan kosmetik yang tidak terlalu
jauh dari kampus. Bisa dibayangkan bagaimana bingungnya aku melihat begitu
banyak jenis lipstick ah….bukan lipstick, tapi
lipgloss, lip serum, lipbalm, liptint, lip matte, lip cream. Apalah dayaku
yang selama ini hanya tahu bahwa semua yang dipake di bibir Namanya lipstick.
Jadi, aku biarkan Riska berbincang ke para staf di toko tersebut terkait warna
lipstick apa yang cocok dengan warna kulitku. Percayalah! Aku berasa jadi bocah
17 tahun yang first time ke toko skincare dan kosmetik. Dan ya….setelah Riska
bolak-balik ngecek di sosmed tentang warna apa yang cocok dengan warna kulitku
akhirnya kami pulang dengan sebuah lipstick, ana laa a’rif itu lipstick atau
lip matte atau lip cream, aku juga pusing sendiri. yang pasti, Riska menemaniku
menghadapi era feminism ini. sepanjang perjalanan pulang aku senyum-senyum
sendiri karena sudah berada di fase ini. ha……dan Riska berulang kali meyakinkan
aku bahwa ini adalah hal yang wajar, namun tetap saja ini adalah new something
for me.
Dibalik cerianya Perempuan muda ini, ada
sisi gelap yang kutahu setelah terlibat diskusi cukup dalam dengannya. Bahkan waktu
aku dipercaya oleh Riska untuk tahu sisi dirinya itu, aku tidak percaya karena
semua ter cover rapi dengan ekspresi ceria yang nyaris tak terbaca olehku. Peluk
hangat buat Riska yang selalu menyebarkan energi positif untuk orang-orang di
sekelilingnya. Riska adalah orang hebat yang bisa melalui semuanya, bahkan
bukannya menyerah, Riska malah semakin berkobar mengukir prestasi. Sekali lagi,
doa baik selalu kupanjatkan untuk Riska, jangan lupa Bahagia Riska. Love u 😊
Aduhh tanggung jawab, aku baper lho nih bacanya☺️
BalasHapuswaduh......tanggung jawab seperti apa yang harus saya lakukan
Hapus