Senja Terakhir di Labuan Bajo

semburat lembayung terlukis jelas di ufuk barat

mengiringi kepergian mentari kembali ke peraduan

deburan ombak serta kicauan burung menjadi teman dalam kesendirianku

menikmati senja terakhir di kota nan indah ini

jauh mataku memandang, entah kemana fikirku berkelana

sesak dada menahan isak yang tertahan di kerongkongan

kini perpisahan itu terasa nyata

canda tawa kita akan menjadi kisah yang takkan pernah kulupa

tiada lagi kalimat antusias "nanti kakak masuk di kelas kami kan?"

tiada lagi sapaan dari adik-adik manis setiap berpapasan di jalan

wajah bapak dan ibu posko terbayang acapkali menasehati kami tentang hidup bersama

entah sudah sedalam apa mereka menempati sebuah ruang di dalam hatiku

hingga berat untuk meninggalkan semua di sini.

entah apakah perjumpaan itu akan ada lagi?

atau ini menjadi yang pertama dan terakhir, 


Uswatun Nisa' dalam goresan penanya Senja Terakhir Di Labuan Bajo


    kurang lebihnya seperti itulah puisi yang kubuat dalam kurun waktu 3 hari ini. bahkan ini saja masih kurasa kurang untuk ditampilkan diacara ramah tamah nanti. aku juga tidak tau bagaimana riska, salah satu teman KKN-PLP tiba-tiba nyeletuk didepan bapak posko menyebut namaku untuk membawakan puisi, oh tuhan.....terakhir kali aku membawakan puisi sekitar 2 tahun lalu dihari terakhir kegiatan cbt (character building training). alhamdulillah waktu aku mendapat juara 1 padahal puisi yang kubawakan waktu itu adalah puisi favoritku dalam film iconic indonesia "ada apa dengan cinta" yang berjudul "tentang seseorang" yang bahkan sampai hari ini aku masih bingung apa maksud dari puisi itu, tapi itu sudah 2 tahun lalu. percayalah! saat ini aku hanya menjalankan semuanya karena kepercayaan teman-teman padaku untuk membawakan puisi. acara ramah tamah itu sisa 2 hari lagi, dan aku belum merampungkan puisi ku. sungguh, aku bingung, aku menunggu inspirasi datang di kepalaku tapi yang kurasakan saat ini adalah rasa kantuk yang teramat bahkan mataku seolah sudah tak tahan menahan beban hingga kini mataku sudah hendak terpejam.

    Dalam sehari sudah 2 kali aku menangis membaca puisi ini, ya aku latihan dulu. bagaimana pun ini adalah puisi yang kutulis sendiri. aku harus bisa meresapi tiap kata nya, aku harus bisa merasakan emosi dari kalimat yang kuucapkan. entah apakah memang puisiku begitu sedihnya sampai aku menangis atau memang hatiku begitu lemah dengan kalimat-kalimat ini. aku berharap hari dimana aku membacakan puisi ini, pesan dan rasaku sampai kepada para pendengar. itu aja sih......




Komentar

Postingan Populer