Senja Terakhir di Labuan Bajo (part 2)

     alhamdulillah tadi malam aku sudah menampilkan puisiku pada acara ramah tamah. sejak kemarin sore aku merasa sesak dalam dada karena menahan isak tiap kali latihan, sampailah aku tampil membawakan puisi ku, bahkan tidak hanya sampai disitu, tangisku makin pecah ketika aku mendengar suaraku menjadi sound video dokumenter yang sudah diedit riska.siapa yang sanggup dengan semua ini? batinku.

    jujur saja, aku menyukai kegiatan menulis. aku juga menyukai puisi (sesekali) tapi kali ini berbeda. dibanding bahagia, aku lebih merasa dihukum dan disiksa oleh riska (sekretaris acara ramah tamah) dan juga oleh izzah (koordinator acara ramah tamah). lagipula siapa yang mau dan siapa yang senang menulis kalimat-kalimat tentang perpisahan? dibanding menulis kalimat perpisahan, aku lebih senang menulis cerita fiksi dengan akhir yang bahagia. oh ya, aku sudah merevisi dan menambah bait puisiku, aku harap kalian tidak mencela puisiku karena ini pertama kali aku menulis puisi yang akan kutampilkan.

semburat lembayung, terlukis jelas di ufuk barat

mengiring kepergian mentari yang akan kembali ke peraduan

deburan ombak, serta kicauan burung menjadi teman dalam kesendirianku menikmati 

senja terakhir di kota nan indah ini

jauh mataku memandang, entah kemana fikirku melayang

sesak dada menahan isak yang tertahan di kerongkongan

kini, perpisahan itu terasa nyata 

canda tawa kita akan menjadi kisah yang takkan kulupa

tiada lagi kalimat antusias "nanti kakak masuk di kelas kami kan?"

tiada lagi sapaan dari adik-adik manis setiap berpapasan di jalan

wajah bapak dan ibu posko terbayang acap kali menasehati kami tentang hidup bersama 

entah sudah sedalam apa mereka menempati ruang dalam hatiku

hingga berat bagiku untuk meninggalkan semua di sini. 

entah apakah perjumpaan itu akan kembali 

ataukah ini menjadi yang pertama dan terakhir .

senja kali ini begitu indah, apa mungkin karena besok senjaku bukan di sini lagi? 

ataukah disebabkan mereka yang di sini sudah menjadi yang terkasih di dalam hati?

ah....lihatlah bahkan air mata kini ikut menemaniku menikmati senja terakhir di kota Labuan Bajo

    aku masih ingat sepekan sebelum ramah tamah, kami semua berkumpul di depan rumah bapak bojox (nama bapak posko kami, keren kan nama beliau?) aku duduk di depan bapak. Aku hanya menyimak tanpa mau menyahuti apapun. Setelah ketua, sekretaris, dan koordinator divisi-divisi dipilih, lanjutlah pembahasan ke acara apa yang akan ditampilkan. beberapa diantaranya adalah angngaru', tarung sarung, ja'i, dan banyak lagi termasuk puisi. pas bagian puisi, riska yang terpilih menjadi sekretaris memilihku membawakan puisi, aku mengelak tapi bapak bojox langsung ACC. aku yang dipilih waktu itu hanya pasrah karena bapak menyetujui. sebenarnya kalo ditilik lagi, kenapa riska memilihku membawakan puisi tidak lepas dari diriku yang terlalu bersemangat bercerita  ke riska tentang aku yang pernah juara 1 baca puisi pada kegiatan character building training yang tiap tahun diadakan kampus untuk membangun karakter para mahasiswa baru Uin Alauddin Makassar. percayalah! saat itu juga aku ingin merutuki lisanku yang terlalu banyak cerita.

    H-5 aku berfikir keras, puisi apa yang akan kubawakan di acara ramah tamah nanti. karena beberapa kali aku membawakan puisi selalunya karya orang. bukan aku tidak bisa membuat puisi hanya saja aku tidak percaya diri dengan puisi buatanku. sementara saat itu, aku bingung puisi seperti apa yang akan kubawakan. aku juga tidak ingin membawakan puisi karya orang karena menurutku, puisi karya orang tidak bisa menyampaikan rasa 45 hari kami. dan yang paling penting tidak bisa menyampaikan rasaku/emosiku, jadi aku memutuskan untuk membuat puisiku. dan lagi-lagi aku bingung harus mulai dari mana. saat itu, aku mulai mencari inspirasi dengan mendengarkan salah satu lagu lawas favoritku yakni lagu yang dinyanyikan iwan fals berjudul "kemesraan" dan memang setiap kali mendengarkan lagu ini perasaan sedih akan perpisahan itu tiba-tiba muncul. mulai lah aku menulis kalimat pertama tentang senja, bagaimana senja di Labuan Bajo begitu indah kemudian semuanya mengalir begitu saja tanpa kusadari bahkan kata deburan ombak dan kicauan burung muncul karena aku yang beberapa kali duduk sendiri menikmati panorama sore di belakang hotel meurorah sendiri dan aku merasakan suasana itu. namun, sampai di bait "tiada lagi kalimat antusias, nanti kakak masuk di kelas kami kan?" aku teringat beberapa siswa yang menyapaku di koridor madrasah sambil bertanya nanti kaka masuk di kelas kami toh?. sedangkan part yang membuatku paling sedih adalah bait "wajah bapak dan ibu posko terbayang acapkali menasehati kami tentang hidup bersama" entahlah, bisa dikatakan aku sangat jarang berinteraksi dengan bapak apalagi ibu tapi, aku tahu mereka berdua adalah orang yang sangat bertanggung jawab dan baik. bapak yang terlihat sangar diluar tapi sangat penyayang pada kami yang perempuan, begitupun ibu yang selalu lembut tiap bicara pada kami. bagiku bapak dan ibu adalah orangtuaku bukan cuma untuk 45 hari tapi selama badan dikandung hayat, doaku untuk mereka akan selalu kupanjatkan pada sang maha kuasa. 

    part bagian "tiada lagi sapaan hangat dari adik-adik tiap berpapasan di jalan" selalu membuatku rindu dengan adik-adik MAN Manggarai Barat. tiap aku jalan ada aja yang tiba-tiba teriak entah dari arah mana "kak uswah!!!" yang aku sendiri kadang bingung dan bertanya-tanya "itu siapa ya? kelas berapa ya? apa anak kelas 11? atau kelas 12?" tak jarang pula aku hanya mendengar suara tanpa ada wujudnya. ya begitulah ceritanya di part ini. 

    Namun, kalimat yang cukup iconic dikalangan beberapa teman KKN khususnya tim MAN Manggarai Barat adalah part "senja kali ini begitu indah, apakah karena besok senjaku bukan di sini lagi?". makanya hari-hari terakhir kami di Labuan Bajo tidak sedikit dari teman-teman yang meledekku dengan bait ini. ada-ada saja candaan mereka.

    jika kalian berfikir bahwa memulai menulis puisi ini adalah bagian tersulit, menurutku itu keliru. pasalnya yang membuatku pusing adalah judul. puisi ini baru selesai H-2 acara ramah tamah karena aku bingung judul apa yang pas untuk puisi ini. cukup lama aku menimbang dan berfikir hingga aku memutuskan judul puisi ku adalah "senja terkahir di kota Labuan Bajo" 


Komentar

Postingan Populer