CINLOK? ATAU CILOK?

     Sepulang dari KKN-PLP di Labuan Bajo, aku banyak mendapati pertanyaan ini. "kak Uswah gak cinlok di sana?" atau "aman ya, gak cinlok?". ok ini hanya sekadar candaan tapi kadang terdengar seperti....entahlah, aku tidak bisa menjelaskannya. daripada bertanya soal cinlok-cinlok lebih baik traktir aku makan cilok, aku lebih bahagia dan kalian dapat pahala karena menyenangkan hatinya Uswatun Nisa', hehe. 

    Cinlok, singkatan dari cinta lokasi. beberapa pekan sebelum musim KKN orang-orang di sosial media gempar soal cinlok dengan kalimat-kalimat "jangan sampai yang 2 tahun kalah sama yang 45 hari" dan semacamnya, sedangkan aku beberapa pekan sebelum keberangkatan pusing soal apakah aku bawa guling atau jangan, karena aku tidak terbiasa tidur tanpa guling. aku juga sempat pusing karena harus membawa buku bahan ajar bahasa arab yang mana. sebetulnya aku heran, bagaimana bisa orang-orang ini bertanya tentang cinta lokasi pada orang yang baru saja pulang dari melaksanakan tugas sebagai mahasiswa akhir yakni mengabdikan diri di tengah masyarakat. 

    Aku yang terkadang mendapat pertanyaan ini sebenarnya bingung mau jawab bagaimana pasalnya, jangankan berfikir soal cinlok, waktu untuk tidur kami saja terasa kurang, tak jarang kami tidur di sela-sela waktu menunggu bel masuk kelas yang hanya beberapa menit itu. belum lagi tugas kami yang seabrek dengan deadline yang sudah memburu kami. ya...mungkin karena program yang kami ikuti ini adalah KKN sekaligus PLP jadinya kami double job. ketika pagi sampai jam 2 kami mengajar di sekolah, selesai di sekolah kami kadang pulang ke posko menuruni gunung, kadang juga menunggu di sekolah untuk kegiatan sore yang masuk dalam program KKN. Jadi, kira-kira bagaimana bisa cinlok? belum lagi lelaki di tim kami cuma  2 orang yang sudah kami anggap seperti saudara. mau apa? cinlok sama warga lokal? gak dulu lah, kami ke lokasi KKN-PLP ya memang benar-benar mau menjalankan tugas. kalo salah satu diantara kami cinlok baik itu dengan sesama anggota tim atau pun dengan warga lokal, nanti urusannya ribet. yang ada gak ada kerjaan kita yang beres. 

    Salah satu kesyukuran juga adalah, leader kami memberikan tugas seabrek, jadinya kami gak ada waktu untuk mikirin cinlok. yang ada kami hanya memikirkan "ayo cepat selesaikan! nanti ditagih lagi sama ibu ketua" atau "aku mau kerja tugas ini supaya nanti bisa jalan ke waterfront/ supaya bisa tidur". ya....seperti itulah kiranya ceritaku kenapa gak cinlok. sekian

Komentar

  1. Bwahahaha, well kalau aku sih bakal ngasih tips biar ga cinlok, salah satunya jangan berduaan sama cowok, ya karena kalau berdua pasti bakal punya pembahasan yang bisa buat hubungan lebih dekat, next kalau jalan kaki bareng jangan bersisian, ya usahain jalan duluan atau jalan dibelakang. selagi kita fokus dengan tujuan, insya allah ga bakal tergoda dengan hal lain :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer